Rifan Financindo - Berbulan-bulan, pandemi membuat banyak orang dipaksa kerja dari rumah. Sehingga tidak dipungkiri bahwa lingkungan beracun yang dahulunya berada di kantor, sekarang juga ikut berpindah ketika bekerja dari rumah.
Budaya racun sendiri ditandai dengan perilaku jahat, ketidaksopanan, perilaku agresif dan perlakuan interpersonal yang buruk.
Perilaku tempat kerja yang beracun tersebut umumnya mengacu pada saat seseorang dengan kekuasaan, seperti manajer menggunakan kuasa menargetkan individu lain dan menyebabkan kerusakan psikologis. Ternyata bagi para pekerja perilaku beracun tersebut juga berpindah secara online.
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
- PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
- RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
- PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat.
Menurut salah satu pengembang perangkat lunak yang bekerja di perusahaan di Los Angeles, AS mengatakan jika melihat langsung perilaku beracun ini berlaku daring dari rekan dan manajernya saat kerja dari rumah.
Kondisi ini yang menyebabkan semangat tim merosot, karena kerja yang berlebihan, kurangnya pengakuan dan pesan agresif dari pemimpin yang menurutnya tidak akan ditoleransi di kantor.
Oleh karena itu, mengutip dari CNBC, Rabu (25/10/2020) para ahli menjelaskan apa saja dan bagaimana perilaku kantor yang beracun bisa terbawa hingga saat kerja dari rumah:
1. Gosip
Banyak yang kehilangan informasi saat kerja dari jarak jauh, sehingga muncul peluang untuk miskomunikasi dan perasaan sakit hati.
Dengan mayoritas orang berinteraksi dari jarak jauh melalui teks tertulis, maka pesan yang lebih singkat dan menghemat waktu dapat dengan mudah di ambil ke arah yang salah.
Sehingga untuk mengatasi permasalahan ini, manajer haruslah menghubungi karyawan secara tepat dan mencoba menggunakan video atau panggilan suara jika memungkinkan.
2. Mengabaikan rekan kerja
Meskipun rapat virtual dapat menghilangkan hambatan untuk koneksi profesional, namun mereka juga dapat memperlebar kesenjangan untuk yang tidak diabaikan selama rapat.
Sebuah survey menemukan bahwa 45 persen pemimpin bisnis wanita mengatakan sulit bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan virtual dan satu dari lima perempuan mengatakan mereka merasa diabaikan oleh rekan kerja yang lain.
Untuk mengatasi masalah ini, rekan kerja dan supervisor harus menghubungi karyawan agar muncul rasa empati dan rasa ingin tahu ketika mengetahui ada yang tidak beres.
3. Manajer terlalu menuntut pekerja dan membuat lelah
Menurut sebuah survey 68 persen orang melaporkan, mengalami kelelahan saat bekerja dari rumah, karena khawatir akan pekerjaan, stres akan rumah tangga dan tidak adanya pemisah antara pekerjaan dan kehidupan rumah.
Pekerja yang merasakan hal tersebut dapat terus melakukan interaksi yang negatif dengan orang lain seperti bersikap kritis secara tidak profesional.
Atau bahkan meninggalkan rekan kerja dalam proses pengambilan keputusan untuk menyelesaikan suatu masalah dengan cepat.
Sehingga manajer memainkan peran yang besar dalam menetapkan batasan kehidupan kerja. Seorang pemimpin dapat menciptakan lingkungan yang beracun jika menuntut karyawan untuk selalu daring dan tersedia di luar jam kerja.
Dari sanalah akan muncul frustasi ketika terlalu dibatasi. Manajer harus membiarkan pekerja untuk mendapatkan kendali atas waktu mereka.
4. Di lingkungan yang beracun, struktur menjadi hal penting
Manajer sering kali menjadi orang pertama yang dihubungi untuk konflik di tempat kerja. Namun di lingkungan kerja yang beracun sering kali konflik diciptakan para pemimpin yang menyalahgunakan kekuasaan. Sehingga alangkah lebih baik untuk berbicara dengan supervisor lain atau HR.
Ketika perilaku beracun adalah masalah yang tersebar luas, maka sekutu baik di organisasi maupun di luar dapat menjadi penting untuk dapat bertahan hidup di ruang profesional yang tidak mendukung.
Anda dapat mencari sekutu seperti pekerja tingkat senior atau rekan dari departemen lain yang dapat membantu mengatasi masalah tersebut.
5. Jarak fisik diperbolehkan bagi beberapa pekerja, tetapi tidak dapat memperbaiki segalanya
Dalam beberapa kasus, berada jauh dari kantor dapat menjadi pelarian dari lingkungan kerja yang beracun. Seorang dokter medis yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa kesehatan mentalnya meningkat setelah tempat bekerja dia menetapkan bekerja dari rumah. Rifan Financindo.
Sumber : Liputan 6
No comments:
Post a Comment