Wednesday, December 30, 2020

Tips Buat Milenial yang Ingin Buka Usaha di Tengah Pandemi Covid-19

Bisnis

Rifan Financindo - Banyak orang kehilangan pendapatan di tengah pandemi Covid-19. Banyak orang memberanikan diri untuk membuka usaha atau bisnis baru. Terutama para milenial.

Bagi milenial, kamu harus bisa melihat setiap peluang dalam kondisi apa pun, termasuk saat pandemi seperti sekarang ini. Di situasi krisis sekalipun, selalu ada peluang yang bisa dimanfaatkan untuk berbisnis.

Jika melihat perkembangan pasar selama pandemi, kamu bisa memperhatikan adanya perubahan pola konsumsi dan tren di masyarakat. Selain itu, masyarakat Indonesia juga lebih banyak terkoneksi secara digital. Jadi, kamu bisa memanfaatkan platform digital sebagai sarana menjangkau calon pembeli.

Baca Juga :

Apabila sebelumnya kamu sudah memiliki pengalaman dalam berbisnis, sekarang saatnya untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba inovasi baru. Agar bisnismu bisa sukses, kamu harus bisa beradaptasi dengan situasi saat ini dan meningkatkan kualitas produk lewat sarana digital.

Generasi milenial adalah generasi yang kreatif dan penuh dengan inovasi. Modal dan ide bisnis saja tidak akan cukup untuk memulai bisnis saat pandemi. Kamu juga perlu melakukan langkah-langkah berikut ini, seperti dikutip dari Swara, Kamis (30/12/2020):

Mengikuti pelatihan bisnis
Bila kamu tidak memiliki latar belakang di bidang bisnis sebelumnya, mengikuti pelatihan bisa membantu untuk memberikan bekal pengetahuan seputar bisnis. Kamu tidak harus mengikuti kursus berbayar. Sekadar membaca buku dan mengikuti seminar online tentang bisnis sudah cukup membantu.

Kemauan untuk belajar adalah salah satu karakter penting yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha. Dengan mengikuti seminar dan membaca buku seputar bisnis, kamu telah membuka diri pada pengetahuan baru. Artinya, kamu bersedia untuk belajar dan mengembangkan diri demi kesuksesan bisnis.

Berani mencoba
Sebenarnya, banyak sekali orang yang memiliki rencana untuk memulai bisnis saat pandemi. Akan tetapi, tidak semua orang mempunyai keberanian untuk benar-benar menjalankannya.

Jika kamu ingin bisa mendapat kesuksesan dari bisnismu, kamu harus berani mencoba dan mengambil risiko. Jangan hanya memikirkan dan merencanakan ide, tapi tidak melakukan aksi nyata untuk mewujudkannya.

Ide yang tidak diwujudkan sampai selamanya hanya akan menjadi ide. Memulai bisnis memang penuh dengan risiko, tapi kamu harus berani dan sanggup memikirkan cara untuk meminimalisir risiko tersebut.

Survei pasar
Saat sudah memulai bisnis, tentunya kamu ingin produk dari bisnismu diminati oleh banyak orang. Untuk itu, kamu perlu melakukan survei pasar guna memahami minat dan harapan target konsumen.

Survei pasar bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan mengikuti tren di media sosial, atau melakukan wawancara dengan calon konsumen. Survei ini tidak hanya berhenti sampai bisnismu sudah benar-benar diluncurkan.

Ketika bisnis sudah berjalan, kamu tetap perlu mengetahui minat masyarakat dengan melakukan survei secara berkala. Hal ini akan membantu kamu supaya bisa menghadirkan produk yang memang benar-benar dibutuhkan oleh orang banyak.

Menentukan minat
Sebagai pebisnis, kamu tentu akan lebih menikmati bisnis yang dijalankan bila bisnis tersebut sesuai dengan minat dan hobimu. Saat kamu mengerjakan sesuatu yang memang kamu sukai, kamu pasti akan lebih betah dan tidak mudah mengeluh.

Saat akan menentukan ide bisnis, tentukan dulu apa saja hal-hal yang kamu sukai. Dari sana, kamu bisa mengembangkan ide yang kira-kira relevan untuk dijadikan ide bisnis.

Buatlah daftar minat dan hobi dalam secarik kertas, lalu tentukan minat yang paling sesuai untuk dijadikan bisnis. Misalnya, kalau kamu memiliki hobi di bidang olahraga, kamu bisa memulai bisnis penjualan alat olahraga ataupun kursus olahraga online.

Menghitung modal usaha
Modal merupakan komponen yang penting ketika akan memulai bisnis saat pandemi. Sebelum bisnis diluncurkan, kamu harus mempertimbangkan apa saja daftar pengeluaran yang memerlukan dana dan berapa besar dana tersebut harus disediakan.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika akan menghitung modal. Pertama, perhitungkan berapa banyak karyawan yang akan kamu rekrut dan berapa besar gaji mereka. Kemudian, hitung juga biaya sewa lokasi, biaya telepon, listrik, air, biaya pengiriman, dan lain sebagainya.

Setiap pebisnis pasti memiliki daftar keperluan modal yang berbeda-beda. Karena itu, kamu harus mencatat secara detail apa saja yang memang dibutuhkan oleh bisnismu dan berapa biayanya.

Dengan melakukan langkah-langkah di atas, kamu akan menjadi lebih siap untuk memulai bisnis saat pandemi. Sebagai generasi milenial, beranilah untuk berinovasi dan menghadapi tantangan dalam berbisnis. Rifan Financindo.


Sumber ; Liputan 6

Tuesday, December 29, 2020

5 Jurus Genjot Kinerja Kerja di Kantor

Ilustrasi semangat, motivasi, inspirasi, kerja di kantor

PT Rifan Financindo - Tidak ada formula ajaib untuk meningkatkan prestasi kerja. Namun ada beberapa langkah yang bisa diikuti untuk menggapai kinerja di kantor.

Jika Anda memiliki komitmen dan secara konsisten menerapkan strategi ini ke dalam hidup, performa kerja Anda akan meningkat secara drastis.

Tugasnya adalah menentukan strategi mana dan berapa banyak yang dibutuhkan untuk membuat resep yang tepat untuk meningkatkan kinerja kerja Anda.

Baca Juga :

Melansir laman Lifehack berikut 5 strategi yang digunakan karyawan berkinerja tinggi untuk mempertahankan produktivitas kerja yang tinggi secara konsisten, Rabu (30/12/2020).

1. Perjelas Tujuan
Memiliki gagasan yang jelas tentang apa yang ingin dicapai akan memberi arah dan tujuan. Dengan kejelasan, kemungkinan besar Anda akan mengambil tindakan.

Tuliskan tujuan yang ingin dicapai dalam jangka pendek dan atau panjang. Untuk setiap rangkaian tujuan, tentukan kerangka waktu sendiri. Rujuk ke tujuan ini secara teratur, dan pastikan Anda mencatat kemajuan yang dialami.

2. Rencanakan Setiap Hari di Malam Sebelumnya
Apa yang sering terjadi di tempat kerja jika tidak memiliki rencana tindakan harian yakni Anda akan cenderung lebih reaktif dan dapat menghadapi banyak kewalahan kecil di tempat kerja.

Kewalahan dan kekacauan di tempat kerja akan mengalihkan Anda dari tugas-tugas penting yang perlu dilakukan, dan akibatnya, produktivitas kerja akan menurun. Luangkan waktu setiap malam untuk merencanakan hari berikutnya.

3. Buat Rencana Tindakan Harian
Setelah meluangkan waktu untuk merencanakan apa yang perlu dilakukan setiap hari, tulis rencana tindakan Anda dengan merinci waktu kapan tugas-tugas utama perlu diselesaikan.

Jangan habiskan 100 persen waktu Anda untuk tujuan dan tugas yang harus diselesaikan setiap hari. Alokasikan waktu untuk hubungan dan luangkan waktu untuk dihabiskan dengan rekan kerja.

Hal terakhir yang ingin dilakukan adalah menjadi begitu fokus pada tujuan dan tugas sehingga Anda akhirnya terputus dari orang-orang dalam kehidupan kerja.

Memiliki hubungan yang baik di tempat kerja memberikan kontribusi yang signifikan untuk dapat meningkatkan kinerja.

4. Bertanggung jawab atas Tindakan
Secara sadar pikiran kita tidak menyukai perubahan dan akan melakukan segala daya untuk mengalihkan perhatian dengan mengubah hidup.

 Semua keyakinan yang membatasi diri, ketakutan, dan pikiran negatif yang kita miliki di alam bawah sadar akan berjuang keras untuk bertahan. Jangan dengarkan mereka.

Gunakan kekuatan akuntabilitas untuk tetap di jalur. Bagikan dengan tim dan rekan kerja tentang tujuan, ide, dan pengalaman Anda tentang cara meningkatkan kinerja kerja.

Contohkan perilaku yang diinginkan sebagai karyawan berkinerja tinggi di tempat kerja. Perhatikan tanda-tanda yang mengancam kemajuan Anda dan segera tutup itu.

5. Rayakan Kesuksesan
Mengelola pola pikir adalah kunci agar Anda tetap di jalur dan bergerak maju. Cara terbaik untuk menjaga momentum adalah dengan merayakan pencapaian ini.

Lakukan ini secara teratur karena akan menjaga motivasi Anda. Meningkatkan motivasi adalah faktor kunci bagi Anda yang ingin terus maju dan sukses keesokan harinya. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Monday, December 28, 2020

6 Tips Tidak Bokek Sebelum Akhir Bulan

Mengapa gaji cepat habis

Rifanfinancindo - Saat hari gajian kantor tiba, rekening akan terasa penuh. Akhirnya Anda memiliki uang untuk membeli beberapa kebutuhan dan keinginan yang sempat tertunda atau memanjakan diri dengan makan malam dan ke salon langganan.

Tetapi jika nantinya diri Anda kehabisan uang, pasti itu karena menghabiskan terlalu banyak pada hari gajian. Alhasi, muncul kekhawatiran di kemudian hari tentang bagaimana membayar tagihan.

Bila kondisi ini terjadi, artinya Anda memiliki masalah pada penganggaran dan arus kas. Melansir dari The balance, berikut tips yang harus dilakukan, dengan membuat strategi agar tidak kehabisan uang sebelum akhir bulan. Apa itu?

 

Baca Juga :

1. Bagi Anggaran Gaji Bulanan
Gaji bulanan bisa menjadi awal dari semua tantangan. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan membagi anggaran bulanan menjadi jumlah mingguan.

Periksa tanggal jatuh tempo semua tagihan bulanan yang harus dibayar. Tagihan tidak harus dibayar pada hari pertama setiap bulan.

Bagilah semuanya dalam jadwal mingguan : minggu pertama, minggu kedua, minggu ketiga, dan minggu keempat.

Idealnya, gaji bulanan cukup untuk menutupi setiap segmen saat Anda membagi pendapatan menjadi beberapa kuartal. Apa yang tersisa setelah membayar tagihan rutin yang harus dibayar adalah apa yang dapat dihabiskan minggu itu untuk berbelanja hal lain.

2. Berurusan Dengan Gaji Semi-Bulanan
Jika gaji dibayar dua kali sebulan atau setiap dua minggu sekali, Anda mungkin pernah mengalami saat-saat ketika hampir tidak mendapatkan uang dari gaji, dan saat memiliki banyak uang tambahan.

Misalnya, sisihkan setengah pembayaran sewa atau hipotek dan setengah biaya utilitas di setiap gaji. Anda dapat meminta uang secara otomatis ditransfer ke rekening tabungan, jadi tidak  akan tergoda untuk membelanjakannya.

3. Metode Amplop
Pilihan lainnya adalah menggunakan metode amplop, terutama jika memiliki uang tunai sebelumnya. Pisahkan pengeluaran yang dapat Anda bayarkan secara tunai. Ini biasanya akan menjadi barang-barang pilihan, seperti membeli makan siang dan anggaran untuk beli bahan makanan.

Tentukan berapa banyak secara realistis yang diperlukan untuk masing-masing, kemudian isi setiap amplopnya dengan cukup uang untuk menutupi pengeluaran ini. Ketika uang di dalam amplop hilang, Anda mungkin harus mengemasnya sesekali.

4. Pendekatan 60 Persen
Opsi ini memerlukan disiplin, dan mungkin memerlukan beberapa penyesuaian lainnya. Batasi pengeluaran yang harus dibayar seperti sewa atau hipotek, utilitas, pembayaran mobil, asuransi, dan pembayaran pinjaman minimum hingga 60 persen dari gaji Anda.

Mungkin terasa cukup ketat, tetapi solusi ini berdasarkan gaji kotor, bukan gaji bersih. Gaji kotor adalah apa yang diperoleh sebelum pajak, dan pemotongan wajib lainnya dilakukan.

Bagi 40 persen sisanya menjadi beberapa kuartal, masing-masing 10 persen untuk uang kesenangan, tabungan pensiun, tabungan darurat, dan tabungan jangka panjang.

5. Jangan Lupakan Dana Darurat
Memiliki dana darurat adalah salah satu cara terbaik untuk menghilangkan tekanan finansial dan memastikan Anda memiliki cukup uang untuk membayar tagihan bahkan jika keadaan darurat muncul. Tetapi berhati-hatilah agar tidak terus-menerus menghabiskan uang ini.

Dana darurat dimaksudkan untuk membayar keadaan darurat yang sebenarnya, seperti kehilangan pekerjaan, perbaikan mobil, atau perjalanan tak terduga ke rumah sakit.

 Ini memungkinkan untuk menyerap biaya-biaya ini tanpa mempengaruhi setiap bagian lain dari anggaran lainnya. Penting untuk mengisi kembali dana darurat secepat mungkin jika harus menggunakannya sehingga Anda akan selalu siap untuk menangani setiap bencana yang menimpa.

6. Anggaran 50/30/20
Ini mirip dengan pendekatan 60 persen tetapi dengan persentase yang sedikit berbeda. Proses ini dimulai dengan pembayaran untuk dibawa pulang, yang mungkin menjadi satu-satunya yang harus Anda kerjakan kecuali memiliki sumber pendapatan lain.

50 persen pertama digunakan untuk kebutuhan itu, tetapi memungkinkan pula untuk Anda menetapkan 30 persen untuk pengeluaran diskresioner, dan 20 persen sisanya dialokasikan untuk tabungan dan membayar hutang. Rifanfinancindo.

Sumber : Liputan 6


Sunday, December 27, 2020

Survei: Generasi Milenial Ingin Menabung, Tapi Banyak yang Tidak Bisa

Resolusi Keuangan yang Wajib Pasangan Milenial Miliki di Tahun 2020

Rifan Financindo - Generasi milenial saat ini masih terjebak dengan pola pikir tentang bagaimana bertanggung jawab secara finansial dan keinginan disiplin untuk mencapai hasil keuangan jangka panjang.

Menurut laporan dari Usa Today atau Bank of America Better Money Habits, Senin (28/12/2020) yang melakukan survei terhadap 1.001 orang berusia 18-34 tahun, mengungkapkan adanya ketidakselarasan antara cara berpikir milenial tentang keuangan dan apa yang sebenarnya dapat mereka capai.

Kebanyakan dari responden tersebut menyatakan bahwa mereka memiliki perilaku finansial baik, tetapi masih banyak yang mengkhawatirkan kondisi keuangannya.

Baca Juga :

Selain itu millenial juga berkekspektasi bahwa keuangan mereka setidaknya akan membuat mereka lebih kaya. Atau setidaknya tidak lebih dari generasi sebelumnya. Namu sepertiganya masih mendapatkan dukungan finansial dari orangtua masing-masing.

Di mana saat pasar kerja perlahan-lahan membaik, upah tetap relatif stagnan, dan kaum milenial masih harus menghadapi beban finansial yang signifikan untuk dihadapi. Salah satunya adalah terus meningkatnya harga beli atau sewa sebuah properti.

Selain itu, survei juga melihat bagaimana kaum milenial melihat arti definisi sebuah kesuksesan. Sebanyak 70 persen, menyatakan bahwa sukses itu dapat membeli apapun, berpergian kemanapun.

Sebanyak 40 persen mengatakan karir yang sukses juga bermanfaat bagi orang lain. Lalu apa saja pola pikir generasi milenial ini?

Anda melihat banyak pengambilan keputusan berbasis nilai dalam hal karier dan di mana mereka ingin bekerja dan mencari makna dalam kehidupan.

"Di mana hal itu menandakan, bahwa milenial membuat keputusan tidak hanya berdasarkan keuangan," Andrew Pleper.

Erin Lowry, blogger keuangan berusia 25 tahun di brokemillennial.com, mengatakan sebagian besar pendapatannya digunakan untuk pengalaman seperti menonton drama atau bepergian bersama dengan teman-temannya.

"Saya sendiri cenderung untuk hanya menghabiskan uang untuk berada di sekitar orang dan pergi keluar,"kata Lowry.

Walaupun demikian, Lowry sendiri tahu bahwa kondisi finansialnya jauh di depan kebanyakan rekannya. Lowry sendiri mampu menyisihkan keuangan hasil pendapatan untuk melakukan investasi, yang membuatnya memiliki fleksibilitas finansial untuk pengeluara sehari-hari.

Tapi hal itu pun dinilainya bukan tanpa usaha pengorbanan. Dirinya memilih banyak menyisihkan anggaran untuk makan di luar dengan hampir setiap hari memasak di rumah dan membawa makanan ke kantor, daripada membeli.

Prioritas Kebutuhan Jangka Pendek
Bagi beberapa milenial, mereka memprioritaskan sebuah pengalaman instan yang mempunyai potensi untuk merampas anggaran tabungan masa tua ataupun cicilan uang muka rumah, menurut Chantel Bonneau, penasihat manajemen kekayaan di Northwestern Mutual.

"Banyak generasi Milenial yang secara dramatis menjadikannya sebuah kategori anggaran dari pendapatan mereka sendiri," . "Kami pun bisa melihat semuanya itu langsung dari tabungan," ujat Bonneau.

Sementara itu, banyak generasi milenial yang masih menerima bantuan keuangan dari orang tua atau kerabat, terlepas darilokasi tempat tinggal mereka.

Lebih dari sepertiganya mengatakan bahwa mereka secara teratur menerima bantuan untuk pengeluaran, termasuk belanjaan dan tagihan ponsel.

Sementara hanya 20 persen dari usia 26 hingga 34 tahun mengatakan bahwa mereka secara teratur mendapatkan bantuan keuangan dari keluarga.

Angka tersebut pun dinilai rendah jika dibandingkan dengan 52 persen dari usia 18 hingga 25 tahun. Kemudian 69 persen dari usia 26 hingga 34 tahun mengatakan bahwa mereka memiliki banyak teman yang mendapatkan bantuan keuangan dari orang tua mereka.

Selain itu, data survey juga menunjukan bahwa generasi milenial jauh lebih fokus pada tujuan jangka pendek. Tom White, seorang CEO layanan penasihat keuangan virtual iQuantifimenyatakan bahwa hal itu pun dinilai tercerminkan dari keinginan mereka yang mencari kepuasan instan dari gaya hidup masing-masing.

"Mereka memiliki begitu banyak hal yang ingin di coba dalam jangka pendek, sehingga mereka harus menyulap hal tersebut," kata White.

Pola pikir finansial yang sempit juga kemungkinan berasal dari kurangnya sisa pendapatan milenial untuk diinvestasikan atau ditabung.

Mark Sievewright dan Matt Wilcox, eksekutif dari perusahaan teknologi keuangan Fiserv sendiri berpendapat, walaupun data menunjukkan bahwa mereka memiliki keinginan untuk mencapai stabilitas keuangan, membuat tabungan masa tua dan membangun simpanan dana darurat. Sayangnya, kebanyakan milenial masih belum mempunyai sarana tersebut.

"Banyak dari kaum Milenial ini berfokus hanya untuk bertahan hidup," ."Kebanyakan dari mereka fokus kepada kebutuhan sekarang," ujar Sievewright. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Wednesday, December 23, 2020

4 Langkah Keuangan Cerdas di Akhir Tahun Menurut Pakar Keuangan

Tips Keuangan/mlg

PT Rifan Financindo - Seperti kebanyakan orang, mengucapkan selamat tinggal kepada tahun 2020 mungkin menjadi hal yang Anda nantikan.

Namun saat Anda berharap untuk membayangkan seperti apa kehidupan tujuan dan impian di tahun depan, penting untuk menunjukan kesiapan finansial di tahun 2021 Ini mengingat 2020 seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua.

Apa pun tujuanya, kemungkinan besar keuangan anda pasti akan berperan penting dalam mencapainya. Saat Anda bersiap untuk menyambut tahun baru, para ahli pun setuju dalam meluangkan waktu untukmengevaluasi kembali situasi finansial masing-masing.

Baca Juga :

"Terutama setelah apa yang baru saja kita alami di tahun ini, mungkin lebih penting mengevaluasi di mana posisi keuangan Anda,” kata Albert Lalonde, pendiri Kaizen Financial Group, seperti melansir CNBC, Kamis (24/12/2020).

Oleh karena itu, berikut ini adalah pertimbangan empat langkah cerdas dari para pakar yang perlu dilakukan orangsebelum menghadapi periode akhri tahun.

1. Mengulas Kondisi Anggaran
Langkah pertama yang penting untuk di lakukan adalah untuk memahami posisi dan kondisi finansial sekarang ini.

“Pastikan Anda mengetahui semua ke mana uang Anda,” kata Lalonde. Dimana hal itu mengartikan, mengulas semua pengeluaran dan pendapatan bulanan Anda, dan melihat bagaimana hal itu berubah selama pandemi.

Misalnya anda mempunyai keanggotaan fasilitas fitness, dan tidak di gunakan akhir-akhir ini, maka pertimbangkan untuk menutup atau memutus hal tersebut. Penting untuk selalu bisa menghemat pengeluaran kebutuhan dasar, misalnya seperti makanan.

Jika Anda banyak memesan dan membeli makanan dari restoran tahun ini, maka untuk selanjutnya mungkin pertimbangkan rencana keuangan untuk memberlanjakan bahan-bahan masakan sendiri.

Karena selain menghemat, memeriksa anggaran dapat membantu Anda menetapkan tujuan dan merencanakan masa depan.

“Tahun baru selalu merupakan waktu yang tepat untuk menilai pengeluaran untuk bisa menabung lebih banyak, atau merencanakan untuk mempercepatpembayaran hutang-hutang yang anda punya," kata Bola Sokunb, Instruktur pendidikan keuangan bersertifikat dan penulis “Clever Girl Finance”.

2. Mempersiapkan Diri terkait Ketidakpastian Nasib Pekerjaan
Mengingat pandemi dari Covid-19 berkemungkinan besar masih akan berlangsung di tahun 2021, penting untuk mempersiapkan rencana untuk kondisi pekerjaan yang tidak stabil.

Berdasarkan laporan dari Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), angka pengangguran akan tetap tinggi memasuki tahun baru dengan tingkat pemulihan pekerjaan yang tidak diharapkan hingga setelah 2021.

Memasuki tahun 2021, ekonomi masih belum pulih dari dampak Covid-19 dan kami kemungkinan akan terus melihat dampak ekonomi hingga virus dapat dikendalikan.”

"Dan, sebagai hasilnya, penting bagi individu untuk membuat rencana untuk menciptakan keamanan finansial bagi diri mereka sendiri meskipun ada ketidakpastian ekonomi.” jelas Sokunbi.

Meninjau kembali kondisi dari anggaran terkini, dapat membantu anda mempersiapkan skenario terburuk di tahun selanjutnya. Sokunbi sendiri menyarankan untuk mulai memikirkan cara-cara menciptakan banyak aliran pendapatan jika memang terjadi pemutusan hubungan kerja.

3. Mengumpulkan Dana Darurat, Jika Bisa
Memperkuat dana darurat Anda adalah salah satu rencana yang baik jika memang memiliki anggaran cukup untuk di akhir tahun nanti.

Tujuan dari penyisihan dana tersebut pun, agar setidaknya kebutuhan-kebutuhan seperti perumahan, utilitas, makanan, transportasi, dan obat-obatan,bisa teramankan.

Tapi jika walaupun Anda saat ini tidak memiliki anggaran yang cukup untuk ditabung, masih ada cara untuk menangkal hal tersebut.

Dalam kasus ini, cobalah menabung dengan cara siklus. Hal itu mengartikan, untuk menabung sesuai dengan pasang surut aliran pendapatan Anda, jika memang tingkat pendapatan sedang tidak stabil.

Jadi jika misalnya anda menghasilkan 25 persen lebih sedikit bulan ini daripada bulan lalu, maka jangan ragu untuk menghematkan 25 persenlebih sedikit dari kebutuhan Anda.

Buatlah tujuan kecil untuk menabungkan persentasi tertentu dari pendapatan anda. Maka denganbegitu pun, proses pengumpulan dana darurat bisa di lakukan dengan konsisten.

4. Evaluasi Kontribusi Tabungan Masa Tua
Akhir tahun selalu merupakan waktu yang tepat untuk mengevaluasi seberapa banyak Anda menyisihkan untuk masa pensiun, walaupunrasanya untuk periode saat ini mungkin sulit untuk di lakukan.

"Sangat bisa di mengerti jika untuk periode, banyak orang jauh lebih memprioritaskan kebutuhan keuangan jangka pendek di atas tujuan jangka panjang,” kata Allen.

Jika anda memiliki waktu liburan, perhatikan stratregi dana masa tua nanti, terutama untuk jumlah kontribusinya. Jika memang mengalihkan sejumlah pendapatan gaji masih belum bisa siap di lakukan, maka pikirkanlah untuk mendapatkan pendapatan lebih agar nantinya  bisa meningkatkan kontribusi dana masa tua nanti. PT Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Tuesday, December 22, 2020

Kantongi Bonus Akhir Tahun, Sebaiknya Dihabiskan ke Mana?

Karyawan yang Mendapat Bonus Uang Menjadi Lebih Sehat

Rifanfinancindo - Momen liburan Natal dan Akhir Tahun sudah semakin dekat, dimana beberapa dari Anda mungkin menerima bonus dari tempat kerja. Di situasi yang sulit akibat pandemi Covid-19, mendapat sedikit uang tambahan sangatlah menyenangkan.

Tetapi apa yang seharusnya dilakukan terhadap bonus tersebut? Haruskah disimpan semua untuk di tabung, masuk ke investasi atau membelanjakannya untuk orang-orang yang dicintai?

Berikut ini adalah hal-hal bermanfaat yang bisa Anda lakukan saat menerima bonus tersebut, dan tentukan pilihan paling sesuai, seperti melansir Entrpreneur, Rabu (23/12/2020).

Baca Juga :

1. Memenuhi Kebutuhan Penting
Membeli sebuah hadiah saat Natal dan Akhir tahun memang cukup umum untuk dilakukan banyak orang.

Meskipun hal itu bisa dilakukan untuk membelanjakan bonus Anda, tapi dari sudut pandang finansial, keputusan tersebut mungkin tidak selalu yang terbaik.

Karena jika Anda tidak menghemat anggaran bonus yang ada, maka usaha menabung di masa depan akan terlihat jauh lebih sulit.

Jadi jika ingin membelikan hadiah, coba untuk berfikir lebih kreatif. Memberikan hadiah berupa foto ataupun karya video pribadi, sering kali memberikan nilai berharga lebih untuk orang-orang yang disayangi.

Karena mengedit sebuah foto ataupun video bisa dilakukan gratis, tanpa harus mengeluarkan sepeser pun uang. Jadi nanti uang bonus tersebut bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang jauh lebih penting.

2. Masukkan ke Tabungan
Memang merupakan sebuah hal yang klise untuk selalu konsisten dalam menabung. Tetapi jika memang Anda saat ini mendapatkan bonus, tidak akan ada ruginya untuk menambahkan persentasi penyisihan dari pendapatan ke dalam rekening tabungan.

Karena dengan begitu pun, mungkinbonus yang sudah di tabungkan bisa berperan penting untuk kebutuhan mendadak atau darurat di masa depan.

3. Investasi
Investasi adalah salah satu opsi terbaik yang bisa dilakukan anda saat sudah menerima bonus dari kantor. Menginvestasikan pendapatan memungkinkan uang anda bekerja untuk diri anda sendiri.

Tidak akan ada salahnya untuk menginvestasikan bonus gaji pada investasi saham, surat bank ataupun dana utang.

Atau, jika anda memilliki kerabat dengan bisnis yang sudah berjalan, maka jangan pernah untuk mengesampingkan hal itu.

4. Membayar utang
Membayar utang kredit ataupun pinjaman pribadi pastinya adalah pilihan terbaik yang bisa Anda lakukan saat memiliki bonus. Banyak yang bertanya-tanya, sebenarnya jauh lebih baik mana, melakukan investasi atau membayar utang.

Kedua hal tersebut pun pastinya mempunyai keuntungan sendiri, tetapi dengan membayarkan utang kredit ataupun pinjaman pribadi dengan bonus hal itu bisa jadi manfaat.

Karena dengan membayarkan bonus tersebut untuk hutang, maka hal tersebut bisa menghemat pengeluaran dari anggaran utama atau pasif selama ini. Rifanfinancindo.

Sumber : Liputan 6


Monday, December 21, 2020

Ingin Tim Kerja Kompak, Hindari Dulu 7 Kesalahan Komunikasi Ini

[Fimela] bekerja

Rifan Financindo - Hubungan yang baik ada karena komunikasi berjalan baik. Baik itu hubungan kepada pasangan, sahabat, rekan kerja, atau dalam organisasi.

Hal itu berlaku untuk di sekolah, lingkungan tempat tinggal, atau lingkungan kerja. Hubungan tersebut bisa jadi renggang atau bahkan berhenti jika tidak adanya sebuah komunikasi yang baik. Terlebih dalam tim bisnis, komunikasi itu sangat penting.

Bentuk komunikasi yang buruk tentu akan sangat berdampak. Kegagalan dalam berkomunikasi dapat membebani bahkan mengakhiri hubungan.

Baca Juga :

Jika sudah terjadi seperti itu, bisa jadi organisasi atau tim Anda yang tadinya sedang berkembang justru terjadi kekacauan.

Karena itu, miskomunikasi di tempat kerja dalam tim atau organisasi bisnis Anda dapat menurunkan produktivitas. Oleh karenanya, perlu dihindari hal-hal yang membuat miskomunikasi dan akhirnya dapat membunuh produktivitas tim Anda.

Mengutip laman Forbes, Selasa (22/12/2020), ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari kesalahan komunikasi tersebut. Berikut penjelasannya.

1. Hindari frasa yang buruk
Komunikasi tertulis sama pentingnya dengan komunikasi verbal. Penyampaian dan pemilihan kata yang buruk dapat membingungkan anggota lain yang membaca atau mendengarnya (ambigu). Tidak heran jika anggota lain jadi salah mengartikan sehingga perlu klarifikasi lagi.

Penulisan serta penyampaian yang jelas dan ringkas adalah hal yang utama. Terlebih di masa pandemi ini, banyak orang yang bekerja dari rumah (work from home). Mereka memerlukan informasi yang jelas.

Terkadang komunikasi verbal yang mereka andalkan. Biasanya jika akan berkomunikasi verbal, email dan pesan instan menjadi salah satu caranya. Oleh karena itu, tulislah pesan yang singkat, padat, serta tidak ambigu. Melalui hal tersebut, pemberi dan penerima informasi masih bisa berhubungan dan berinteraksi dengan baik.

Jika Anda harus memberi kritik kepada orang lain melalui komunikasi verbal, Anda perlu meningkatkan keterampilan tata bahasa terlebih dulu. Hal itu dilakukan agar Anda bisa mengomunikasikannya dengan baik.

2. Perbedaan zona waktu
Mungkin saja Anda akan berkomunikasi dengan rekan kerja yang jaraknya cukup jauh dengan Anda, seperti berbeda negara.

Dalam hal seperti itu, tantangannya adalah masalah waktu karena pasti setiap negara memiliki perbedaan waktu. Oleh karena itu, Anda bisa meminta rekan Anda untuk melampirkan zona waktu pada setiap rapat yang dijadwalkan.

Atau jika Anda akan mengadakan rapat, Anda harus memperjelas waktunya itu kapan. Dengan begitu, rekan atau anggota kerja lain bisa menyesuaikan dan membuat pengingat tentang rapat tersebut.

Anda bisa menetapkan jam kerja inti yang diberlakukan di perusahaan. Hal itu berguna untuk memastikan setiap anggota tim dapat menjangkau zona waktu lain yang berbeda sehingga setidaknya bisa terjadi sekali dalam sehari.

3. Harapan yang tidak jelas
Anda harus memperjelas tugas apa yang diberikan untuk anggota atau tim. Karena tanpa mereka dan Anda jelaskan dengan baik, produk yang dibuat nantinya kemungkinan tidak sesuai dengan keinginan. Oleh karena itu, sebelum membuat sesuatu yang baru Anda bisa menjelaskannya terlebih dulu kepada tim.

Tetapkanlah sesuai dengan harapan yang ada dalam tujuan Anda. Jika Anda meminta anggota tim untuk mendeskripsikan pekerjaan-pekerjaan, bisa memikirkan apakah nanti akan diposting langsung ke situs kerja atau tidak.

Jika iya, berarti Anda perlu editor untuk menyunting naskahnya. Selain itu, jika Anda ingin tim atau perusahaan Anda dipormosikan Anda bisa meminta bantuan tim media sosial untuk membuat konten yang menarik. Rifan Financindo.


Sumber : Liputa 6

Sunday, December 20, 2020

Begini Tips Saat Menghadapi Krisis di Kantor

Menganalisis Perilaku Kelompok

PT Rifan Financindo - Menangani krisis di tempat kerja adalah tanggung jawab tak terucapkan yang harus dipikul oleh setiap karyawan.

Terlepas dari posisi saat ini, akan ada saat-saat di tempat kerja ketika tidak ada yang tampak berjalan dengan baik dan Anda akan ditanyai oleh otoritas yang lebih tinggi.

Pada saat seperti itu, kebanyakan orang menjadi stres yang menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Melansir dari magforwoman, bacalah lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana melewati masa-masa sulit seperti itu di kantor.

Baca Juga :

1. Jangan panik
Ini mungkin tampak sangat jelas, tetapi orang sering lupa pentingnya bersikap berkepala dingin selama krisis. Ketegangan dan stres seperti reaksi langsung terhadap krisis. Jadi, luangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri. Ingatlah ini bukanlah akhir dari hidup. Bersikaplah optimis dan katakan pada diri sendiri bahwa Anda bisa melalui ini. Rasa takut adalah reaksi lain terhadap krisis yang perlu dihilangkan.

2. Bertanggung jawab
Sikap dan keandalan sejati seseorang keluar hanya selama situasi kritis. Sangat penting bagi Anda untuk bangkit dan bertanggung jawab atas sebuah tindakan. Menyalahkan orang lain tidak akan membawa kita untuk maj.

Jika kesalahan Anda yang menyebabkan krisis, pahami kesalahan tersebut dan coba perbaiki. Jangan lari dari masalah. Dan jika itu adalah kesalahan bawahan, pastikan Anda membuatnya sadar akan kesalahan tersebut dengan cara yang efektif.

Jangan berteriak atau menimbulkan keributan. Kerusakan sudah terjadi. Anda tidak perlu memperburuknya dengan menuduh seseorang.

3. Temukan solusi cepat

Sekarang, setelah krisis benar-benar terjadi, Anda perlu menetapkan prioritas dengan benar. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengurangi kerusakan akibat krisis.

Pikirkan solusi cepat atau solusi sementara untuk memperbaiki masalah. Pastikan Anda menerapkan mekanisme kontrol kerusakan segera dan mencegah bisnis terpengaruh lebih jauh.

4. Analisis akar penyebabnya

Setelah krisis berlalu, penting untuk belajar darinya. Analisis krisis dan identifikasi akar penyebabnya. Pastikan Anda mencegah akar masalah terulang kembali.

Jika memungkinkan, bagikan pengalaman dan pembelajaran Anda dengan kolega lain dan buat mereka sadar tentang bagaimana mereka dapat menghindari masalah semacam itu di masa depan.

Krisis akan terjadi cepat atau lambat. Gunakan itu untuk belajar dan tumbuh. PT Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Thursday, December 17, 2020

Tips Bagi Pengguna Baru Kartu Kredit agar Tidak Boros

Kartu Kredit

Rifanfinancindo - Memiliki kartu kredit pertama kalinya dapat menjadi langkah untuk membangun masa depan keuangan yang kuat dan menetapkan nilai kredit yang sangat baik atau justru dapat menyebabkan tumpukan utang.

Sebelum mencoba menggunakan kartu kredit untuk pertama kali, berikut beberapa tips untuk memandu Anda di jalan yang benar yang dilansir dari the balance, Jumat (18/12/2020).

1. Tetapkan Anggaran
Kartu kredit adalah cara yang nyaman untuk melakukan pembelian dan mendapatkan hadiah, tetapi tidak boleh digunakan untuk membeli barang-barang yang tidak mampu Anda beli.

Baca Juga :

Memiliki gagasan realistis tentang jumlah yang dapat dibelanjakan dan lunasi di akhir bulan akan membuat Anda tidak berlebihan.

Buatlah pembagian khusus misalnya dengan membelanjakan 50 persen dari gaji untuk kebutuhan rumah tangga dan makanan, 30 persen atau kurang untuk kesenangan, dan 20 persen atau lebih untuk menabung dan melunasi utang. Itu akan membantu menjaga pengeluaran kartu kredit sejalan dengan pendapatan Anda.

2. Pantau Setiap Pembelian
Menghitung jumlah yang mampu Anda belanjakan adalah langkah pertama. Setelah itu, rajinlah melacak pembelian sepanjang bulan, mungkin dengan bantuan aplikasi seluler atau situs web kartu kredit.

Setelah memenuhi batas pengeluaran bulanan, hindari menggunakan kartu sampai melunasi saldo. Hal disiplin ini akan membantu membangun nilai kredit yang baik dan menjauhkan dari hutang kartu kredit.

3. Siapkan Pembayaran Otomatis
Perlu waktu untuk membiasakan diri membayar tagihan setiap bulan. Lindungi diri dari tagihan kartu kredit yang terlambat dengan menjadwalkan pembayaran otomatis sebelum tanggal jatuh tempo Anda.

Pastikan pembayaran terjadwal lebih dari pembayaran minimum dan memiliki cukup dana di rekening giro sebelum pembayaran dijadwalkan. Jika tidak, Anda mungkin akan dikenakan biaya keterlambatan atau biaya pembayaran yang dikembalikan.

Membayar tepat waktu juga penting karena riwayat pembayaran adalah penyumbang terbesar untuk skor kredit.

4. Gunakan Sebisa Mungkin Batas Kredit
Mungkin kita tergoda untuk memaksimalkan kartu kredit dengan menagih hingga batas kredit, tetapi sangat penting untuk tidak melakukannya.

Penggunaan kredit, atau berapa banyak batas kredit yang digunakan, adalah penyumbang terbesar kedua untuk skor kredit. Itu berarti akan dapat merusak skor. Plus, itu bisa menjadi fondasi untuk terjerat hutang kartu kredit yang bisa membutuhkan waktu lama untuk dilunasi.

5. Bayar Tagihan Penuh Setiap Bulan
Penerbit kartu kredit pasti mengharuskan untuk melakukan pembayaran minimum, yang merupakan persentase dari saldo terutang Anda.

Meskipun kedengarannya jauh lebih mudah dan lebih murah daripada membayar seluruh jumlah utang, hal itu akan menjadi beban seiring waktu.

Membayar dengan jumlah minimum menambah bunga ke saldo setiap bulan sampai akhirnya membayar penuh. Saldo hanya akan berkurang sedikit setiap bulannya, karena sebagian dari pembayaran akan digunakan untuk bunga yang masih harus dibayar.

6. Gunakan Fasilitas Ekstra
Banyak kartu kredit menawarkan fasilitas lain selain uang kembali atau hadiah perjalanan. Asuransi mobil sewa, membebaskan biaya bagasi terdaftar,  asuransi perjalanan.

Adapula perlindungan harga, yang memberikan pengembalian dana jika harga item turun setelah membelinya, dan memperpanjang beberapa fasilitas yang ditawarkan oleh banyak kartu kredit.

Jika Anda bertanya-tanya tentang manfaat yang menyertai kartu kredit, masuk ke akun online untuk meninjau perjanjian kartu kredit atau hubungi layanan pelanggan.

7. Ketahui Biaya dan Cara Menghindarinya
Dengan pengecualian biaya tahunan, Anda dapat menghindari sebagian besar biaya kartu kredit dengan mengabaikan perilaku tertentu. Misalnya, dapat melakukan pembayaran tepat waktu untuk menghindari biaya keterlambatan.

Lewati penarikan tunai untuk menghindari biaya penarikan tunai. Hindari biaya transaksi asing untuk pembelian yang dilakukan di luar negeri dengan memilih kartu yang tidak dikenakan biaya.

8. Unduh Aplikasi Seluler
Menggunakan aplikasi seluler kartu kredit memungkinkan untuk mengetahui akun kartu kredit Anda saat dalam perjalanan.

Masuk kapan saja untuk melihat saldo, memeriksa kredit yang tersedia, memastikan pembayaran diposting, melaporkan kartu kredit yang hilang atau dicuri, dan banyak lagi.

Anda dapat melakukan banyak hal dari browser ponsel, tetapi aplikasi juga sering kali dirancang untuk penggunaan yang lebih cepat dan lebih mudah di perangkat seluler. Rifanfinancindo.

Sumber : Liputan 6

Wednesday, December 16, 2020

Pengantin Baru Patut Tahu, 8 Kesalahan Soal Atur Uang Ini

4 Masalah Keuangan yang Harus  Kamu Bicarakan pada Pasangan

Rifan Financindo - Ketika menikah, Anda akan menggabungkan dua kehidupan yang berbeda dan itu termasuk dalam hal keuangan. Sayangnya, menggabungkan atau membuat rencana keuangan tidaklah mudah dan justru akan menjadi salah satu tantangan tersulit bagi pengantin baru.

Kebanyakan orang tidak melihat adanya hambatan finansial ketika belum menikah. Namun kemudian saat tiba saatnya harus menggabungkan keuangan, perbedaan pendapat mulai  terlihat. Di sini, emosi mulai bermain. Misalkan tentang bagaimana kebiasaan belanja pasangan Anda atau terkait utang.

Baca Juga :

Jika Anda ingin menghindari kesalahan keuangan ini terjadi usai menikah, maka simak beberapa kesalahan keuangan tersebut, seperti dilansir dari the balance.

1. Tidak Memiliki Rencana Keuangan Jangka Panjang
Pasangan muda nantinya akan mengerjakan anggaran bersama dan Anda harus memiliki rencana keuangan jangka panjang. Rencana ini harus mencakup tujuan pensiun, kepemilikan rumah, dan memiliki sebuah keluarga baru.

Duduklah dan bicarakan hal-hal ini sebelum Anda menikah. Diskusikan tujuan keuangan, jadwal, anggaran, dan masalah lain yang mungkin akan dihadapi bersama. Milikilah rencana keuangan ini sebelum hari pernikahan tiba.

2. Tak Punya Panduan
Kesalahan umum pengantin baru lainnya adalah berjalan ke dalam pernikahan secara buta. Ini berarti Anda tidak pernah berdiskusi tentang tujuan keuangan, pendapatan, atau utang.

Sebelum bertunangan, lakukan diskusi yang jujur ??tentang uang. Pembicaraan ini harus mencakup jumlah tabungan dan hutang saat ini, hutang yang menunggak, kebangkrutan, dan kewajiban keuangan lainnya yang mungkin dimiliki setiap orang.

Ini mungkin perbincangan yang bisa memicu debat, tetapi penting untuk diatasi sebelum Anda menggabungkan keuangan dan menikah.

3. Berbohong pada Pasangan
Kebanyakan orang sering bercanda tentang bagaimana menyembunyikan tas belanjaan sebelum pasangan mereka pulang. Tetapi hal itu dapat menyebabkan masalah keuangan yang serius dalam suatu hubungan.

Pastikan bahwa Anda berdua terbuka dalam hal keuangan dan benar-benar terbuka tentang situasi keuangan saat ini. Jika ada yang tidak beres saat memiliki uang, Anda harus menganggap ini sebagai tanda peringatan dan mencari konseling sebelum menikah.

4. Menggabungkan Keuangan Sebelum Menikah
Jangan memutuskan untuk membuat keuangan bersama saat belum menikah. Sebab usai menikah nanti mungkin Anda akan akan mengalami masalah jika saat membeli rumah bersama atau memiliki utang bersama namun kemudian ternyata berpisah. Ada baiknya menunggu sampai setelah pernikahan terjadi untuk sepenuhnya menggabungkan keuangan Anda.

Jika tinggal bersama sebelum menikah, gunakan anggaran rumah tangga di mana saling berkontribusi untuk pengeluaran bersama. Ini akan melindungi  dan membantu membagi pengeluaran dengan cara yang adil. Tetapi ketika menyangkut komitmen keuangan utama, penting untuk menjaga jarak.

5. Membiayai Pernikahan atau Bulan Madu dengan Kartu Kredit
Tidak ada yang ingin memulai hidup bersama pasangan dengan menciptakan banyak utang. Ini berarti Anda perlu membayar tunai untuk pernikahan dan bulan madu.

Meskipun ini mungkin berarti mengurangi beberapa hal yang diinginkan, akan sangat bermanfaat untuk tidak membiarkan bayarannya bertahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah menikah.

6. Menolak Membuat Anggaran
Anggaran adalah kunci sukses secara finansial. Tidak masalah berapa banyak yang dihasilkan jika tidak memiliki rencana yang membantu Anda membelanjakannya. Jika tidak mau membuat anggaran bersama, Anda tidak akan sukses secara finansial.

Penting bahwa ada memberi dan menerima ketika harus membuat anggaran. Setiap mitra akan memiliki prioritas keuangan, dan prioritas tersebut mungkin tidak sama. Kedua belah pihak harus bersedia untuk berpartisipasi dan bekerja menuju kompromi.

7. Memisahkan Keuangan
Ada beberapa alasan untuk memisahkan keuangan setelah menikah. Jika ada masalah seperti perjudian atau pengeluaran berlebihan yang parah, mungkin perlu bekerja membangun kepercayaan sebelum menggabungkan uang.

Namun secara umum, menggabungkan keuangan dan penganggaran bersama-sama dapat membantu Anda bekerja lebih mudah untuk mencapai tujuan keuangan.

Ini juga berarti tidak ada rekening tabungan tersembunyi, kartu kredit, atau kebiasaan buruk dalam hal uang.

Duduklah dengan satu sama lain secara teratur dan pastikan mencapai tujuan Anda. Jika pasangan Anda tidak mau menggabungkan keuangan, mereka mungkin menyembunyikan masalah yang lebih besar.

8. Tidak Bekerja sebagai Tim
Di satu sisi, menikah berarti Anda dan pasangan sekarang menjadi satu tim. Ini juga berlaku untuk keuangan. Hindari pengeluaran berlebihan, menyembunyikan pengeluaran dari pasangan, atau tidak bekerja untuk tujuan keuangan bersama.

Meskipun satu orang mungkin menangani keuangan harian dan membayar tagihan, Anda berdua harus mendiskusikan pengeluaran setiap minggu dan harus melacak pengeluaran serta mengawasi tabungan, giro, dan rekening investasi. Tidak ada pasangan yang perlu terkejut dengan apa yang terjadi secara finansial. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6