Wednesday, October 18, 2023

Bursa Asia Bergerak Ketat, Tensi Panas di Timteng Tahan Katalis PDB China

 


PT Rifan  Financindo Berjangka - Mayoritas bursa saham Asia bergerak dalam range yang ketat pada hari Rabu (18/10) saat meningkatnya kekhawatiran atas meluasnya perang Israel-Hamas mengurangi minat risiko. Ini sebagian besar mengimbangi data positif yang menunjukkan ekonomi China tumbuh lebih baik dari yang diharapkan.

Pengeboman rumah sakit Gaza, yang dilaporkan menewaskan ratusan orang Palestina, menandai potensi eskalasi dalam konflik, terutama karena para pemimpin Mesir dan Palestina membatalkan pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden setelah serangan tersebut.

Langkah ini menambah kekhawatiran bahwa konflik Israel-Hamas dapat meluas ke wilayah Timur Tengah. Kekhawatiran akan skenario seperti itu menjadi sentimen pemberat utama bagi saham-saham Asia selama dua minggu terakhir.

keresahan akan eskalasi di Timur Tengah juga sebagian besar kurangi optimisme data yang menunjukkan bahwa ekonomi China tumbuh lebih baik dari yang diharapkan di kuartal ketiga.

PDB China tumbuh, tetapi saham sedikit bergairah

Indeks Shanghai Shenzhen CSI 300 dan Shanghai Composite China masing-masing melemah 0,5%, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong diperdagangkan dalam range yang ketat.

Data pemerintah menunjukkan produk domestik bruto China tumbuh 4,9% dalam tiga bulan hingga 30 September, lebih besar daripada ekspektasi pertumbuhan 4,4%. Namun angka tersebut lebih lemah dari pertumbuhan 6,3% yang terlihat pada kuartal sebelumnya.

Namun, pertumbuhan PDB quarter-on-quarter/qoq berakselerasi lebih dari yang diharapkan, indikasikan bahwa sejumlah langkah stimulus moneter oleh pemerintah membuahkan hasil.

Tetapi sentimen terhadap China tetap lemah, terutama di tengah meningkatnya kekhawatiran akan gagal bayar utang besar oleh developer properti yang bermasalah, Country Garden Holdings (HK:2007).

Saham-saham teknologi china juga terpukul oleh AS yang mengumumkan lebih banyak pembatasan pada ekspor kunci chip kecerdasan buatan ke China.

Saham-saham China menjadi salah satu yang berkinerja terburuk di Asia tahun ini, setelah pemulihan ekonomi pasca-COVID sebagian besar gagal terwujud seperti yang diharapkan. Kekhawatiran akan remuknya pasar properti juga membuat investor tetap waspada sektor negara tersebut.

Saham Asia yang lebih luas stabil, sinyal Fed ditunggu

Pasar Asia yang lebih luas tetap berada dalam range yang ketat pada hari Rabu. Indeks Nikkei 225 Jepang sedikit turun 0,1%, indeks KOSPI Korea Selatan dan ASX 200 Australia menguat tipis.

Raksasa pertambangan BHP Group Ltd (ASX:BHP) menguat 0,7% dan termasuk di antara pendorong utama ASX 200, setelah mengatakan telah menemukan pembeli di Whitehaven Coal Ltd (ASX:WHC) untuk beberapa aset pertambangan batu baranya. Berita ini membantu traders untuk melupakan sentimen penurunan 4% dalam produksi bijih besi kuartalan.

Indeks futures Nifty 50 India sedikit lemah dan saham-saham teknologi besar juga berada di bawah tekanan dari lonjakan Treasury yields.

Data retail sales AS yang lebih kuat menimbulkan kekhawatiran atas inflasi yang tinggi dan suku bunga yang lebih tinggi. Data tersebut juga muncul sebelum pidato dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Kamis, antisipasi yang juga membuat pasar regional gelisah. PT Rifan  Financindo Berjangka.


Sumber : Investing

No comments:

Post a Comment