Monday, September 27, 2021

Pilihan yang Menjanjikan, Aktuaris Jadi Profesi ‘Langka’ dan Dilirik Dunia Kerja

 Ilustrasi mahasiswa

PT Rifan Financindo Berjangka - Jika kamu adalah salah satu orang yang menyukai ilmu matematika, ekonomi, dan statistika, jangan ragu untuk melanjutkan pendidikanmu ke tingkat yang lebih tinggi lagi, seperti universitas.

Lalu cek apakah ada program studi peminatan aktuaria di universitas tersebut. Ya, aktuaria adalah salah satu program studi yang bakal mencetak orang-orang yang ahli menyelesaikan persoalan aktual dalam sebuah bisnis, khususnya yang berhubungan dengan risiko.

Profesinya dinamakan aktuaris. Nah tahukah kamu bahwa profesi ini merupakan salah satu pekerjaan dengan penghasilan tertinggi? Nggak heran jika peningkatan peminat di program aktuaria naik tiap tahunnya, mengingat kebutuhan aktuaris di Indonesia masih sangat tinggi.

Baca Juga :

Melatih Penghitungan Risiko
Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) memiliki program peminatan aktuaria yang berada dalam naungan Program Studi (Prodi) Matematika. Meskipun masih berada di lingkup Matematika, program peminatan aktuaria melatih mahasiswa menjadi seorang yang mampu memperhitungkan peluang sekaligus risiko serta dampak ke depan.

Untuk itu, mahasiswa Aktuaria Unpar dibekali berbagai mata kuliah yang berhubungan dengan lintas disiplin ilmu. Mata kuliah yang akan mahasiswa temui di antaranya Pengantar Matematika Asuransi, Matematika Asuransi, Teori Suku Bunga Lanjut, Model Survival, Teori Risiko, dan Ekonometrika Keuangan.

Dosen Program Aktuaria Unpar Felivia, MActSc, ASAI menuturkan bahwa aktuaria merupakan keahlian pengukuran dan perhitungan dampak finansial atas kejadian tak tentu di masa mendatang. Terutama yang menyangkut masalah risiko, dengan menggunakan ilmu teori peluang, ekonomi, pemrograman komputer, dan statistika.

“Aktuaria di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak tahun 1964, yakni seiring berdirinya Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI). Namun karena kurang dipahami masyarakat, profesi Aktuaris di kalangan masyarakat belum terlalu dikenal hingga baru-baru ini gencar dipromosikan serta adanya pendirian program peminatan atau jurusan Aktuaria di beberapa kampus, termasuk Unpar. Di Unpar sendiri, Aktuaria sebenarnya sudah ada sejak tahun 2008, namun baru disahkan sebagai sebuah program peminatan pada tahun 2019 lalu,” tutur Felivia.

Kurikulum Unggul
Meski baru diresmikan sebagai program peminatan pada 2019, Aktuaria Unpar unggul jika dibandingkan universitas lain, khususnya di kalangan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Unpar, lanjut Felivia, merupakan universitas swasta pertama dan satu-satunya (hingga September 2021) yang memiliki perjanjian kerja sama penyetaraan ujian dengan PAI. Terdapat empat  mata ujian yang dapat disetarakan melalui kelulusan beberapa mata kuliah dengan standar nilai tertentu.

“Sekarang ini, banyak kampus yang menawarkan program Aktuaria. Namun mereka tidak tahu apakah kurikulum yang ditawarkan sudah cukup untuk mendidik para lulusannya menjadi seorang Aktuaris dengan kompetensi yang handal. Sejak 2008, Matematika Unpar telah mencetak Aktuaris dan berdiskusi dengan para alumni tentang aplikasi ilmu yang dipelajari dalam pekerjaan. Diskusi ini juga yang mempengaruhi kurikulum yang ada di Matematika Unpar hingga sekarang ini,” ucapnya.

Program Aktuaria yang berinduk pada Prodi Matematika yang memiliki Akreditasi "Unggul" hingga 2025 (sebelumnya akreditasi "A" sejak  2005) pun menjadi modal bagi mahasiswa dan calon mahasiswa untuk belajar lebih mendalam tentang ilmu-ilmu yang fundamental dan esensial dalam pembelajaran Aktuaria.

Kendati demikian, tentunya ada tantangan awal dalam mengikuti ujian untuk menjadi seorang Aktuaris. Dia mengatakan, saat ini terdapat tujuh ujian awal agar dapat menjadi seorang Ajun Aktuaris (ASAI).

Dengan kuliah di Unpar, seorang mahasiswa berpotensi mendapatkan empat penyetaraan mata ujian serta lulus 3 mata ujian lainnya secara mandiri agar mendapatkan dua gelar (S.Si dan ASAI) saat lulus nanti.

“Oleh karena ilmu aktuaria ini juga telah digencarkan di kalangan siswa SMA, maka mahasiswa perlu juga mengembangkan soft skill dan mengikuti internship untuk mengasah kemampuan berkomunikasi dan penyelesaian masalah,” ujarnya.

Felivia pun mengungkapkan bahwa saat ini setiap perusahaan asuransi dan dana pensiun minimal membutuhkan 1 orang Aktuaris yang telah bergelar Fellow Society of Actuaries of Indonesia (FSAI) untuk mengatur keuangan perusahaan.

Jika merujuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 71/POJK.05/2016 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, tenaga Aktuaris wajib dimiliki oleh perusahaan paling lambat 31 Desember 2017.

Menurut dia, di negara-negara maju, perusahaan besar seperti Tesla dan Uber sudah mempekerjakan Aktuaris sehingga bisa dikatakan lingkup kerja Aktuaris tidak hanya di bidang asuransi. Namun jumlah Aktuaris di Indonesia masih minim di perusahaan asuransi, sehingga tenaga aktuaris di perusahaan non-asuransi pun masih terbatas.

Peluang Kerja
Felivia pun menuturkan, seorang lulusan aktuaria memiliki peluang kerja menjanjikan. Hal ini karena masih rendahnya pesaing yang ada dibandingkan dengan profesi lainnya yang memiliki kekhususan keterampilan, yakni menyelesaikan permasalahan dengan ilmu matematika, statistika, pemrograman komputer, dan ekonomi.  

Lulusan aktuaria dapat bekerja sebagai aktuaris di perusahaan asuransi jiwa, umum, reasuransi, dana pensiun, konsultan aktuaria, lembaga pemerintah, maupun sebagai akademisi. Tidak tertutup kemungkinan aktuaris juga bekerja sebagai ahli manajemen risiko, analis keuangan, analis data, dan lainnya. karena ilmu yang dipelajari mencakup profesi-profesi tersebut.

“Masih sedikit orang yang dapat menguasai semua bidang ini dan juga tidak semua orang dapat konsisten dalam mengikuti ujian aktuaria yang ada. Aktuaris pun dikenal sebagai profesi dengan bayaran tinggi karena masih belum banyaknya orang dengan keahlian ini,” katanya.  PT Rifan Financindo Berjangka.

Sumber : Liputan 6

No comments:

Post a Comment