Rifanfinancindo - Jika alam semesta penuh dengan bintang-bintang, termasuk Matahari, kenapa penampakannya hitam, tidak terang?
Kalau ruang angkasa terang, apakah lubang hitam akan terlihat? Atau, jika langit kita putih dan terang, apakah kita masih bisa melihat bintang?
Sebuah penjabaran ilmiah tentang semua pertanyaan ini dibahas dalam sebuah video berjudul 'What If the Universe Was White Instead of Black?'.
Baca Juga :
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
- PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
- RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
- PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat.
Objek berwarna hitam menyerap semua warna dari spektrum tersebut. Dengan kata lain, 'hitam' sebenarnya adalah sebuah ketiadaan warna. Sedangkan 'putih' merupakan pencampuran semua warna dan mengandung seluruh gelombang cahaya yang terlihat.
"Warna adalah cara pandang sensor persepsi kita terhadap dunia. Dan kaitannya dengan alam semesta, bisa dibilang tadinya berwarna putih," urai penjelasan dalam video tersebut.
Saat peristiwa ledakan Big Bang membentuk alam raya, tidak ada bintang-bintang untuk memancarkan cahaya. Jagat semesta pun tampak buram penuh dengan 'sup panas' proton, elektron, dan neutron.
Setelah 300 ribu tahun berlalu, ruang angkasa mulai mendingin dan partikel-partikel dari ledakan tadi mulai menyatu menjadi atom dan molekul.
Alam semesta berubah menjadi transparan. Meski demikian, bila kita bisa melihatnya, yang tampak hanya kegelapan. Hal ini dikarenakan sama sekali tidak ada sumber cahaya tercipta.
Masa ini disebut sebagai era kegelapan kosmik. Ketika bintang pertama mulai terbentuk akibat percampuran hidrogen dengan helium, era kegelapan kosmik pun berakhir. Rifanfinancindo.
Sumber : Detik
No comments:
Post a Comment