Sunday, May 17, 2020

Matahari Juga Ikut Lockdown, Bisa Berbahaya Bagi Bumi

foto terbaik gerhana matahari

Rifan Financindo - Tidak hanya Bumi, Matahari juga ikut memasuki periode lockdown. Tapi yang terjadi di sana tidak ada hubungannya dengan pandemi virus Corona.

Dikutip detikINET dari New York Post, Senin (18/5/2020) Matahari saat ini sedang berada di periode 'solar minimum' yang berarti aktivitas di permukaannya menurun secara signifikan.

Ilmuwan mengatakan kita akan memasuki periode 'resesi' sinar Matahari paling panjang yang pernah ada karena sunspot atau titik hitam di matahari telah menghilang dari pandangan.


Baca Juga :

"Solar Minimum sedang terjadi dan ini yang paling dalam," kata astronom Tony Phillips.

"Jumlah titik matahari mengindikasikan ini peristiwa paling dalam sejak satu abad terakhir. Medan magnet Matahari telah melemah, memungkinkan pancaran kosmik ekstra masuk ke tata surya," sambungnya.

Phillips menambahkan bertambahnya pancaran kosmik di tata surya bisa membahayakan astronot dan kehidupan di Bumi. Misalnya dengan mempengaruhi hubungan kimia-elektro di atmosfer atas Bumi dan memicu petir.

Ilmuwan NASA mengkhawatirkan peristiwa ini bisa menjadi pengulangan dari Dalton Minimum, yang terjadi antara 1790 dan 1830. Peristiwa tersebut berujung pada musim dingin yang brutal, gagal panen, kelaparan dan erupsi gunung berapi yang sangat kuat.

Temperatur bahkan menurun hingga 2 derajat Celsius selama 20 tahun, mengakibatkan gangguan pada produksi pangan dunia. Erupsi Gunung Tambora di Indonesia juga terjadi pada 10 April 1815, yang menewaskan 71 ribu orang.

Peristiwa tersebut juga berujung pada 'Tahun Tanpa Musim Panas' pada 1816, di mana bulan Juli yang harusnya mengalami musim panas justru turun salju.

Sejauh ini di tahun 2020, Matahari telah 'kosong' tanpa titik matahari 76% di waktu tersebut. Angka ini sedikit menurun dibanding tahun lalu, di mana kekosongannya sebesar 77%. Rifan Financindo.

Sumber : Detik

No comments:

Post a Comment