Rifan Financindo - Tidak hanya Bumi, Matahari juga ikut memasuki periode lockdown. Tapi yang terjadi di sana tidak ada hubungannya dengan pandemi virus Corona.
Dikutip detikINET dari New York Post, Senin (18/5/2020) Matahari saat ini sedang berada di periode 'solar minimum' yang berarti aktivitas di permukaannya menurun secara signifikan.
Ilmuwan mengatakan kita akan memasuki periode 'resesi' sinar Matahari paling panjang yang pernah ada karena sunspot atau titik hitam di matahari telah menghilang dari pandangan.
Baca Juga :
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
- PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
- RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
- PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat.
"Solar Minimum sedang terjadi dan ini yang paling dalam," kata astronom Tony Phillips.
"Jumlah titik matahari mengindikasikan ini peristiwa paling dalam sejak satu abad terakhir. Medan magnet Matahari telah melemah, memungkinkan pancaran kosmik ekstra masuk ke tata surya," sambungnya.
Phillips menambahkan bertambahnya pancaran kosmik di tata surya bisa membahayakan astronot dan kehidupan di Bumi. Misalnya dengan mempengaruhi hubungan kimia-elektro di atmosfer atas Bumi dan memicu petir.
Ilmuwan NASA mengkhawatirkan peristiwa ini bisa menjadi pengulangan dari Dalton Minimum, yang terjadi antara 1790 dan 1830. Peristiwa tersebut berujung pada musim dingin yang brutal, gagal panen, kelaparan dan erupsi gunung berapi yang sangat kuat.
Temperatur bahkan menurun hingga 2 derajat Celsius selama 20 tahun, mengakibatkan gangguan pada produksi pangan dunia. Erupsi Gunung Tambora di Indonesia juga terjadi pada 10 April 1815, yang menewaskan 71 ribu orang.
Peristiwa tersebut juga berujung pada 'Tahun Tanpa Musim Panas' pada 1816, di mana bulan Juli yang harusnya mengalami musim panas justru turun salju.
Sejauh ini di tahun 2020, Matahari telah 'kosong' tanpa titik matahari 76% di waktu tersebut. Angka ini sedikit menurun dibanding tahun lalu, di mana kekosongannya sebesar 77%. Rifan Financindo.
Sumber : Detik
No comments:
Post a Comment