Rifanfinancindo - Musim dingin skala global yang seolah tak berkesudahan pernah melanda Bumi. Itulah salah satu kesimpulan dalam penelitian akademisi Imperial College London tentang kepunahan dinosaurus.
Asteroid besar yang menghantam Bumi pada 66 juta tahun silam merupakan pemicu punahnya binatang raksasa itu. Teori lain mengatakan erupsi vulkanis di India pada saat yang sama ikut berdampak pada lenyapnya mereka.
Namun seperti dikutip detikINET dari Mirror, riset ini berpendapat sebaliknya, bahwa justru muntahan lava dalam waktu yang lama membantu kehidupan kembali pulih.
Baca Juga :
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
- PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
- RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
- PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat.
"Kami menunjukkan bahwa asteroid menyebabkan musim dingin selama beberapa dekade dan efek semacam itu menghilangkan lingkungan yang cocok untuk dinosaurus," kata Dr Alessandro Chiarenza, salah satu peneliti.
"Secara kontras, pengaruh erupsi vulkanik yang intens tidak cukup kuat untuk secara substansial mengganggu ekosistem global," tambahnya.
"Studi kami mengkonfirmasi, untuk pertama kali secara kuantitatif, satu-satunya penjelasan untuk kepunahan dinosaurus adalah musim dingin yang menghancurkan habitat dinosaurus di seluruh dunia," papar Dr Chiarenza.
Asteroid meninggalkan jejak kawah selebar 193 kilometer di Semenanjung Yucatan di Meksiko. Hanya beberapa menit sesudah jatuhnya batu antariksa itu, semua benda dalam jarak ratusan kilometer terbakar.
Setelah kejadian itu, temperatur di Bumi kemudian anjlok akibat hujan asam turun dan Matahari terhalang sinarnya berbulan-bulan. Setelah itu, terjadilah musim dingin abadi. Diperkirakan 90% tumbuhan dan 70% hewan punah karena kondisi tersebut.
Periset memadukan ilmu geologi dan model matematika untuk menggambarkan kondisi lingkungan agar dinosaurus tetap dapat hidup. Disimpulkan bahwa hanya hujaman asteroid yang bisa merusak seluruh habitat, sementara aktivitas vulkanis masih menyisakan kemungkinan habitat.
Setelah hawa dingin jangka panjang akibat terjangan asteroid, panas dari gunung berapi justru memulihkan banyak habitat dan akhirnya membantu kehidupan baru berkembang setelah bencana dahsyat itu.
"Kami punya bukti baru yang mengindikasikan letusan gunung berapi yang terjadi di kisaran waktu yang sama mungkin menurunkan dampak lingkungan yang disebabkan tabrakan asteroid itu, terutama dalam menaikkan temperatur setelah musim dingin," papar Dr Chiarenza.
"Panas vulkanik ini membantu survival dan pemulihan binatang dan tumbuhan yang berhasil lolos dari kepunahan, termasuk burung dan mamalia," imbuh dia. Rifanfinancindo.
Sumber : Detik